Kamis, 24 Februari 2011

sup bayi...

http://gugling.com/sup-bayi-manusia-di-china-dan-proses-pembuatannya.html

Pantang Menyerah

Pantang Menyerah

Sebuah kisah teladan dari negeri China yang dikirimkan emailnya ke saya
Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.
Mengikuti kisahnya di televisi, membuat saya ingin menuliskan cerita ini untuk melihat semangatnya yang luar biasa. Bagi saya Zhang Da sangat istimewa dan luar biasa karena ia termasuk 10 orang yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar manusia. Atau lebih tepatnya ia adalah yang terbaik diantara 140 juta manusia. Tetapi jika kita melihat apa yang dilakukannya dimulai ketika ia berumur 10 tahun dan terus dia lakukan sampai sekarang (ia berumur 15 tahun), dan satu-satunya anak diantara 10 orang yang luarbiasa tersebut maka saya bisa katakan bahwa Zhang Da yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar penduduk China.
Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggung jawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.
ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.
Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua diakerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.
Zhang Da menyuntik sendiri papanya.
Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.
Aku Mau Mama Kembali.
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.
Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat kata belece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
Sahabatku,
Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan keluarnya…ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Allah tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya. Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan…. bangkitlah! Karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.
Untuk siapapun yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari ortu kuncinya satu memaafkan , sehingga kedamaian ada pada hidup kita , jaman dulu sudah biasa ortu bertindak seperti itu , banyak faktor, salah satunya kemiskinan dan pendidikan yg rendah. Moga-moga tulisan ini membawa kita semua , terutama yg mengalami hal-hal buruk, setelah membaca ini ada damai dalam hidup kita, Amin.
Ingatlah satu hal:
Orang yang tidak menyerah dalam keadaan adalah Orang yang paling dikagumi Tuhan dan dipastikan Orang itu akhirnya akan menerima Berkat yang berlimpah dari Tuhan!
Tuhan memberkati.

pantang menyerah

http://penamotifasi.wordpress.com/

Rabu, 23 Februari 2011

muri banni j'a

pa d'ara mad'd'a do ke hi
mejad'd'i miha ke ina tana
worawwu do tobo ro hedui
mili ei namada pa kab'a ranga

henge ne ana do naiki
tapulara j'ane ke ro ama
kale miha ke ne nga'a nginu
b'ule d'o dou do ta ruba d'ara

muri bannie j'a..era ma j'i
do ta hae ne ei namada au
era ma j'i do ta wie mengallu d'ara
era ma j'i do ta hore pe alle ne hedui au

DEO do era pa telora di
ad'o do ta j'ani di miha
pe ked'aka koko di hela'u la'u
tade d'ai di la d'ara Rae Deo
pe abu ri di nga ama tana...


(dimalam yg sepi
mama duduk sendiri
raut wajah mencerminkan duka
air mata mengalir di pipi

ingat anak yg masih kecil
tapi sudah di tiggalkan oleh papa
mencari makan seorang diri
tak ada yg bisa menolong

sanjungan ku...kami ada
untuk menghapus semua air mata mu
kami ada utk memberikan kebahagiaan
kami ada utk membuang semua susah mu

Tuhan Maha Pencipta ada ditengah kita
tidak akan tinggalkan kita sendirian
berpelukan kita ber sama2
sampai tiba dalam kerajaanNYA
bertemu kembali dengan papa sayang)

Minggu, 20 Februari 2011

timex

www.timorexpress.com

berita Timor Express

Sabtu, 19 Feb 2011, | 167
Anak NTT Bermusik Pukau Jakarta
JAKARTA,Timex--Anak muda NTT yang memiliki telenta sebagai seniman atau pemusik membuat mereka cukup eksis di tanah rantau Jakarta.

Atas dasar tekad untuk melestarikan seni-budaya NTT di tanah Jawa yang mereka diami kini, kaum muda bumi Flobamora yang tergabung dalam Forum Pemuda Kupang Jakarta (FPKJ) menggelar sebuah acara yang dikemas apik bertajuk "Ngejam Bareng Anak NTT Bermusik" atau ANB. Acara yang dihelat di Flora The Garden Cafe, Kompleks Cafe Hanggar Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (15/2) ternyata memukau warga Jakarta yang ikut menyaksikan kelebihan kaum muda NTT menyuguhkan telenta seni yang mereka miliki.

Beberapa seniman/musisi muda NTT seperti Kena Lango, Daddy Therikh, Nikki Hege, Nia Erni, Miha Balo, Hans Bartels, Ivan Nestorman, Roynaldo Sahadoen, Richad Sili, ILLO Djeer, Vian Dago, Koen, Yos Boleng, Djitron Pah, Lili Meco, Lia Edon, Jack Vendy, Hans Boleng dan Jever the Brocky tampil mempersembahkan kebolehannya di Cafe yang selalu dipadati warga Jakarta itu. Ikut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Kantor Penghubung NTT di Jakarta, Berto Lalo.
Berbagai lagu dan tarian khas NTT mewarnai pementasan yang dihelat sejak pukul 18.00 - 21.00 WIB itu.

Ketua Umum FPKJ, Yesaya Z. Mandala, kepada Timor Express usai acara mengatakan even ini digagas FPKJ, yakni sebuah Ormas yang didalamnya terhimpun kaum muda NTT.
Yesaya menjelaskan, even ini digelar dengan sebuah motivasi untuk menyatukan seniman NTT yang selama ini berkiprah sendiri-sendiri ke dalam suatu Komunitas seniman.

Selain itu, ikut serta menumbuhkembangkan, melestarikan budaya seni NTT serta berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan daerah NTT melalui memasyarakatkan lagu dan musik NTT secara Nasional dan Internasional. "Keberadaan ANB bentukan FPKJ ini dilandasi oleh kerinduan memiliki komunitas seniman NTT dimana telah memudarnya semangat kolektif seni budaya dan tradisi serta kualitas produksinya," jelas Yesaya.

Yesaya mengungkapkan, tampilan warna musik yang mereka suguhkan malam itu dipadukan antara warna musik tradisional dan modern. Yesaya menjelaskan, upaya untuk menampilkan ciri khas lagu dan musik tradisonal karena mereka ingin menampilkan sesuatu yang beda, misalnya ciri tradisional, isi lagu dan instrumentnya berkarakteristik khas yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat serta lebih terikat akan fungsional dalam sosial masyarakat yang mendukung sebuah kebudayaan. Sedangkan lagu dan musik modern karena adanya sentuhan teknologi yang dianggap lebih Beradab dan lebih Maju.

"Lagu dan musik merupakan suatu karya seni (budaya) yang mengekspresikan jiwa si pencipta dan lingkungannya. Namun dalam perkembangannya di masyarakat, terutama kaum muda, ekspresi ini mengalami proses pemiskinan, dan fenomena yang akan merebak adalah reduksi pengertian karya seni berupa lagu dan musik yang luas serta sophisticated ke dalam satu gaya yang sederhana dan trivial, yaitu lagu dan musik kurang bermutu.

Untuk itulah kami mencoba menampilkan ini dengan harapan kekayaan seni budaya NTT ke depan tidak pudar karena kaum mudanya lebih mencintai musik atau budaya modern. Bisa juga terjadi sosialisasi musik dan lagu yang bias pasar, dan industri musik yang menjurus pada pemiskinan suatu budaya seni," papar Yesaya.

Atas dasar ini, demikian Yesaya, ANB hadir pada momentum yang tepat. "Manakala eksklusifisme begitu kental saat ini, ANB diharapkan dapat menjadi Perekat sehingga klaster-klaster eksklusif dapat berubah dan berkembang menjadi collective power (Kekuatan bersama), terutama untuk membangun SDM kita di bidang seni," urai Yesaya.

Diakhir komentarnya, Yesaya berharap momentum ini dapat menjadi sebuah wadah yang bermanfaat, dan ANB bentukan FPKJ harus mampu memanage komunitas ini dengan managemen yang baik/profesional. "ANB harus mampu memproduksi karya seni berkarakter jelas dan berklas, sehingga kita tidak lagi menjadi masyarakat seni yang miskin karya dan inovasi sekaligus dapat diandalkan menjadi kekuatan kolektif seniman NTT masa datang," pungkasnya.

Terpisah, Kepala Kantor Penghubung NTT di Jakarta, Berto Lalo mengaku mengapresiasi langkah yang dibuat FPKJ, dan dia berharap ke depan momen seperti ini terus digelar sehingga kaum muda NTT yang berada ditanah rantau seperti di Jakarta tidak terus disibukkan dengan rutinitasnya, namun ada wadah berkumpul untuk berkreasi dan berinovasi, dan tentunya ikut memberi sumbangsih dalam upaya memajukan NTT tercinta. (aln/fmc)

Anak NTT Bermusik

Ngejam Bareng Anak NTT Bermusik “Luar Biasa” !

RoteOnlineNews- Jakarta, Acara Ngejam Bareng Anak NTT Bermusik – ANB, yang dilaksanakan pada 15 Februari Pukul 15:00 – 21:00 WIB di Jakarta itu Sukses dengan hadirnya Para Pemusik NTT papan atas, Acara perdana grup Anak NTT Bermusik ini merupakan kali pertamanya kolaborasi antara Pemusik NTT dimana terdapat musisi-musisi yang terkenal yang  ikut serta  berpartisipasi dalam acara ini antara lain, IVAN NESTORMAN, ROY SAHADOEN, RICHARD SILI, PACE BLA’ANG, KOTJE BARTELS, HANS BARTELS, NIKKI HEGE, ILLO DJEER, VIAN DAGO, JACK VENDY, KOEN (MATAHARI REGGAE BAND), YOS BOLENG, HANS BOLENG, ALFRED MANEHAT, DADDY THERIK, WILLAS LITTIK, HEPPI RIBERU, PETER BADEODA, DEVIT DE MILLU, KENNA LANGO, BOY CLEMENS, DJITRON PAH, LILI MEKO, VONNY SUMLANG, NIA ERNI BALO, AIDA PEREIRA BELO….dan masih banyak musisi lainnya.
Para Musisi ini mengadakan nge-jam bareng dan berkolaborasi untuk membawakan lagu-lagu NTT juga menunjukkan kebolehan mereka dalam bermusik, Sungguh Mempesona. Acara ini juga dihadiri oleh ratusan penonton dan pendengar diseluruh Pelosok Dunia tentunya para penikmat musik dan mereka yang ingin melihat aksi mereka Live Streaming Via Skype.
Acara kumpul-kumpulnya anak-anak NTT ini  dimotori oleh Hans Bartels, dengan formasi Hans Bartels (vocal), Illo Djeer (guitar), Richard Sili (bass), Vian Dago (keyboard), Hans Boleng (keyboard), Daddy Therik (keyboard)
Pendukung acara “Nge-jam Bareng Anak NTT Bermusik”, Selasa, 15 Februari 2011, di Flora Kafe itu oleh para musisi dan penyanyi, MC, panitia, simpatisan yang membantu kelancaran jalannya acara tentunya, fashion show crews, broadcasting team, para donatur dan para tamu yang semua hadir di acara dan juga yang mengikuti acara ini melalui “live streaming” . Semua apresiasi, kontribusi dan semangat ANB telah menjadikan acara ini menjadi nyata dan luar biasa, meskipun masih merupakan langkah kecil untuk menggapai mimpi yang besar. Dengan segala kelebihan dan kekurangan, ANB mengharapkan masukan dari sahabat ANB sehingga untuk next event yang sudah ada dalam rencana ANB kedepannya dapat terlaksana lebih baik lagi. “Sungguh luar biasa, event semalam, membuktikan bahwa kita semua satu, tanpa memandang siapa saya, siapa dia dan siapa mereka” Kata Boy Clemens, ketika di Konfirmasi Via Skype kepada Tim RoteOnlineNews
… Viva ANB.. Viva NTT… God bless us all…

Minggu, 06 Februari 2011

Rindu Memburu

by Nia Erni Miha Balo on Sunday, February 6, 2011 at 9:53pm
RINDU MEMBURU

oleh Pinondang Situmeang


Pesawat dengan santun mengudara
Peluk, cium masih hangat terasa
Terbayang kedua tangan melambai ria
Selama terbang diangkasa biru


Menuju kampung di Rai Hawu

Bayu petang berbisik dari bibir pantai
Tempat termanis penuh memori
Meninggalkan jejak dua kaki di pasir putih
Karena dia menggendongku erat
Menempelkan hati lekat dibalik punggung
Peluk tangan menusuk tulang rusuk



Air sejuk menyelinap diantara pembungkus aura
Gelak tertawa bersama nona nona desa
Bukan ke kolam yang banyak mata
Tetapi berkecipak disungai cerling bening
Sebening hati mencintainya



Upacara ramai berdandan tenun tradisi
Tatapan mata, senyum tak perduli
Ditengah warna warni hati terasa sunyi
Lelah, sulit mata terpejam tanpa belaiannya
Dari celah jendela kutatap wajahnya di rona bulan
Suara tawanya di BB memelukku lelap



Semakin usia semakin ingin bermanja
Walau percaya bebas kemana suka
Tetapi berpisah sehari terasa rindu sewindu
Ingin selalu berada dekat disisinya

Api cinta tetap membara hingga akhir masa


Rai Hawu, 24 Januari 2011

di tulis untuk Nia Erni Miha Balo...
krn sangat merindukan suami tercinta ketika di Sabu...