Rabu, 06 Juli 2011

aku kagum

ijinkan ku menatap indah bola mata
hanya mengagumi, senyuman tulus
ceria mu lumuri semua kelam
membasuh musnah segala suram
dalam tulisan ku isyaratkan semua
sebuah pelangi memberi harap
dalam diam ku hanya menatap
aku hanyut dlm buaian indah kata untukmu
coba merinci satu demi satu
semua bagaikan kalimat bernotasi
melagukan rasa
melantunkan simphoni
cukup dari kejauhan
aku hanya duduk disini
dalam diam dan menatap
"aku kagum"

LDT

Senin, 04 Juli 2011

bosan

galau hati tak beralasan
rasa bosan yg menggunung
tak memberi sedikit nafas
jemu, kata yang terasa aneh
bosan yang tak bermakna
terus mendera, menendang dinding kalbu
mencari sedikit celah untuk keluar
terus bergemuruh memburu
berbaur dengan aliran darah
bayang bayang ilusi menghantui
menari nari indah dalam angan
seindah fatamorgana
sedikit senyum, namun bosan
kembali menggali alam imaji
mereka reka keindahan luar
kembali bosan, kembali jemu
bertahan dalam rasa yang memeluk
menghentak dalam terjangan angan
kembali dalam sirkus bosan
bersenyawa dalam rasa
membungkus rapih
tiada peluang hari ini
aku dan rasa ku, tak ada yang tau.

bekas telapak kaki gajahmada di Raijua - Sabu - NTT

Senin, 27 Juni 2011

the other side

my Sabu island

my Sabu island

kekuatan

.life is how to handle problems and turn it to be beautiful.
dlm setiap badai kehidupan, kita di asah sehingga akan menjadi tangguh tanpa kita ketahui kekuatan apa yg kita miliki, tp dia akan keluar dgn sendirinya.
 aku belajar ttg menyulap situasi sulit dan mengejutkan menjadi sumber energi
.Manusia bisa sgt kuat saat dihentak ujian...
 Butuh mslh agar tau kekuatan
Butuh fitnah agar bs bersabar
Butuh celaan agar bs bsyukur
Butuh ujian agar bs naik kelas.
tak perlu otot kekar, tp hati sekuat baja yg akan mampu buat kita melewati halangan yg menghadang di depan mata. kita tidak bisa melompat begitu saja, atau melewati dengan enteng tanpa perjuangan.
dalam hidup ujian tak pernah berakhir sampai kita berkalang tanah.
sekali lagi semua itu akan dikalahkan oleh sebuah tekad yg berani menghadapi ujian demi ujian dan keluar sebagai pemenang sejati bukan pecundang yg lari dari masalah.
tak ada masalah yg besar, bila kita berjalan bersama dengan Tuhan kita.
sumber kekuatan yg tiada tara.
kenapa Iskandar The Great diakui hebat? Karena dia bisa menunggangi kuda liar dan menaklukan kuda itu.
itu sesuatu yg biasa bagi saudara2 kita yg tinggal di pedesaan dgn padang sabana yg luas. bukan lah suatu tantangan yg berarti, tp bagi org yg tidak pernah menunggang kuda sebelumnya tentu itu menjadi suatu  pengalaman yg sgt berarti krn perlu perjuangan yg tak sedikit.
mengendalikan ketakutan yg sering timbul dalam diri, tentu tidaklah mudah.
tp bukan sesuatu yg sulit bila ada tekad.
memang ada persoalan hidup yg di selesaikan dgn waktu, jd kuncinya adalah kesabaran.
aku pun bisa melewati semua ujian kehidupan dan mendapatkan nilai sempurna. harus.
tak ada yg tak mungkin. datanglah mendekat, aku takkan berpaling atau menghindari, aku akan menantang setiap cobaan. kan dihadapi dgn senyum bukan keluhan apalagi tangisan.
hati yg tegar, sekuat baja dibutuhkah utk mengalahkan semuanya.
sumber kekuatan itu akan selalu ada dekat.
You never know how strong you really are until being strong is the only choice you have
by Nia Erni Miha Balo

Rabu, 22 Juni 2011

indahnya surga ku

semua foto indah tentang surga di selatan "pulau Sabu"

Madalod'o

kitong son akan senang deng sinar matahari,

klo kitong son dapa ujan.

kitong sin akan hargai kesehatan

klo kitong son parna rasa sakit...



we wouldn't enjoy the sunshine

if we never had the rain

we wouldn't appreciate good health

if we never had a pain...



d'ei d'o di nga telae madalod'o ne

kiri do d;o nara di ajj'i

ad'o do ta ped'uli di nga ie i...

kata "Jangan menunggu " yg perlu dihindari

kata "Jangan menunggu " yg perlu dihindari :>
1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia.
2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.
3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi
4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan.
5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tâÞi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.
6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis. tapi
menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
7. Jangan menunggu prospek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka prospek akan menunggumu.
8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai,maka kamu akan dicintai.
9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah,. bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang lainnya.
10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah,maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur. tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.
12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Kamu pasti bisa!

selamat jalan

ada apa dengan semua ini?
semua salah
semua di tanggapi negatif
oh tidak, pikiran macam apa?
janganlah membaca yg belum tertulis
kamu,kalian bukan lah sang dewa
tanpa cacat
semua diarahkan ke ujung yg sama
maaf, kita tak sejalan
kami berbeda, kami sederhana
tak perlu tegang
urat syaraf mu bisa putus
tak usah mengintai,lihat saja dengan jelas
kami suka canda tawa
kamu,kalian suka mencari masalah
berkaca pada diri, berkaca pada orang lain
tak usah menunjuk
karna kamu,kalian tak pantas untuk menunjuk
tak ada yang hebat, tak ada yang sempurna
sadarkah?
seharusnyaaaaaaaa
kamu,kalian bertanya,
kenapa harus pergi, kenapa berbagi
karena kita,kami tak sejalan
arah kita berbeda
sebab kami sederhana
kamu, kalian, membuat semuanya menjadi serius
kami sederhana
kami tak ingin menambah beban hidup
sudah sukar bagi kami
karena kami sederhana
sederhana dalam berpikir
sederhana dalam bertindak
jangan disamakan dengan kamu,kalian
kita berbeda
karena itu, biarkan kami pergi
kami memulai dengan yang baru
yang baik, dengan santai dan kesederhanaan
se sederhana kami

Senin, 13 Juni 2011

janji pernikahan...

Sampai maut memisahkan....

SAMPAI MAUT MEMISAHKAN


Sumpah Pernikahan, Sampai Maut Memisahkan

Semalam Vernon McAlister bermimpi mengenai wanita yang ia cinta seumur hidupnya—isterinya, Sue. Dalam mimpinya, Sue tengah berada dalam ruangan berhiasan renda yang sangat cantik. Dan ia berdiri dekat jendela, bermandikan sinar matahari, sambil mengenkan gaun dan kerudung berenda. Menunggu untuk dinikahi sekali lagi...

Usai mimpi tersebut, Vernon merasa damai, tahu apa yang akan ia lakukan berikutnya.
Ya, ia meminta kepada sejumlah perawat di RS Hospice, untuk membantunya bertahan hidup, hingga ia dapat merayakan ulangtahun pernikahan yang ke-72 bersama Sue.
Pada hari Minggu (13/6), beberapa hari sesudah ulangtahun pernikahan mereka, pasangan McAlister merayakakan persatuan mereka sebagai suami-isteri dengan memperbaharui sumpah pernikahan.

Tidak seperti pada saat menikah, kali ini mereka tidak merasa gelisah. Betapa tidak, Vermon nyaris berusia 93 tahun, sementara Sue 87 tahun—bersama-sama mereka telah membesarkan lima anak.
Dua tahun lalu, kedua pasangan ini bertahan dari penyakit kanker perut. Dan hingga kini mereka masih memiliki satu sama lain.

"Ia telah merawatku sepanjang hidupku," kisah Sue kepada Independent Mail. "Ia telah mencintaiku, menghormati, dan menghargaiku, sejak kami masih muda. Oleh sebab itu, tak ada yang perlu dikhawatirkan saat kau melangkah bersama dengan orang yang kau cintai sepenuh hati."

Dengan balutan gaun berwarna merah muda dan kerudung berwarna putih, pengantin perempuan itu menunggu mempelainya di ruang yang terpisah.
Hanya beberapa meter jauhnya, sang suami dari ruangannya berteriak-teriak, "Di mana pengantin saya?" serunya.
Tak berapa lama kemudian, mereka pun berkumpul dengan sahabat dan sanak keluarga di ruang makan di Rainey Hospice House.

Dan, meski Vernon masih berbaring di ranjang rumah sakit, matanya terbuka sewaktu melihat Sue. Saat mereka menikah, Vernon hampir berusia 21 tahun, sedangkan Sue 15 tahun.
"Ayahku berkata bahwa Sue akan menjadi istri yang baik," kata Vernon. "Aku tidak dapat membayangkan betapa benarnya ayahku. Sue benar-benar istri yang baik. Ia adalah permata."

Pasangan ini bertemu pertama kali di pertanian milik ayah Vernon.
Sue dan ibunya memetik kapas di pertanian tersebut, belakangan ibu Sue memintanya untuk menghampiri Vernon dan memulai percakapan.
"Aku ingat Vernon tersenyum padaku. Senyuman yang sangat indah," kenang Sue. "Dan sampai sekarang pun tetap indah."

Hampir tigapuluh tahun kemudian, Vernon pensiun dari pekerjaannya sebagai dosen ilmu pertanian di Clemson University, Amerika Serikat, dan memilih melayani sebagai relawan di gereja.
"Hidup kami tak selalu mudah," jelas Sue. "Tapi jika Anda menempatkan Tuhan sebagai yang terutama, Anda dapat memikul beban Anda, demikian pula dengan pernikahan Anda."

Dokter meyakini bahwa hidup Vernon tinggal menghitung hari. Ini karena, baru-baru Vernon mengalami patah tulang di bagian pinggul. Vernon pun telah berada di rumah sakit sejak tiga minggu lalu—di mana sang isteri tinggal di rumah perawatan yang letaknya tak jauh dari rumah sakit tersebut.

Namun, pada hari Minggu lalu mereka saling bersisian dan berpegangan tangan. Sue gemetar saat ia mencium suaminya; menangkupkan dagu sang suami dengan kedua tangannya, dan kemudian membelai rambutnya. Vernon menatapnya dengan tersenyum dan berlinang air mata.

Salah seorang teman, Bill French, yang juga memimpin upacara pembaharuan janji pernikahan, berkata, "Ketika Anda mengucapkan sumpah pernikahan bertahun-tahun lalu dan berkata, 'Kita akan membagi segala kegembiraan, kesedihan, selama kita berjalan bersama-sama'... tidak ada seorang pun yang tahu seberapa panjang perjalanan tersebut," kata French. "Anda telah memenuhi janji Anda, dan Tuhan pun tersenyum."




di copy dari blog aa Mawoke..:)

Kamis, 09 Juni 2011

airmata, yah hanya airmata
tersedak, tatapan nanar
sembab memerah
berita yang tak diharap
tapi singguh telah terbersit
akhir dari semuanya?
aku pun tak tau
petualangan yg tak pernah ingin kau akhiri?
akupun tak mengerti
terisak, menahan tangis yg pecah
kata maaf mu hampir tak ingin kudengar
tapi hati ku tak sekeras itu
aku bukan siapa2 yg tak pantas memberi maaf
kata maaf mu jgn berenti disitu
jadikanlah nyata berbuah dalam tindakan
tolonglah
aku tak sanggup, klo terulang lagi
maafkan...maaf mu diterima
tapi aku pasti tak sanggup lagi
kumohon sekali lagi
jangan terlena dan lengah
ingatlah apa yg sudah terjadi padamu
semua hinaan dan rasa malu yg harus semua pikul
hanya karna ulah mu.........
ahhhhhh..........
berlalu lah
berlalu lahhhhhh
napasku sudah tersengal
aku mohonnnnnn..aku takkan sanggup.

Kamis, 10 Maret 2011

8 kebohongan seorang ibu dlm hidupnya

http://penamotifasi.wordpress.com/2011/02/19/8-kebohongan-seorang-ibu-dalam-hidupnya/
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.
Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tidak terbiasa” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.
Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : ” Terima kasih ibu ! ” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orang tua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.


cinta ayah dalam botol acar

Setahuku, botol acar besar itu selalu ada di lantai di samping lemari di kamar orangtuaku. Sebelum tidur, Ayah selalu mengosongkan kantong celananya lalu memasukkan semua uang recehnya ke dalam botol itu. Sebagai anak kecil, aku senang mendengar gemerincing koin yang dijatuhkan ke dalam botol itu. Bunyi gemericingnya nyaring jika botol itu baru terisi sedikit. Nada gemerincingnya menjadi rendah ketika isinya semakin penuh. Aku suka jongkok di lantai di depan botol itu, mengagumi keping-keping perak dan tembaga yang berkilauan seperti harta karun bajak laut ketika sinar matahari menembus jendela kamar tidur.
Jika isinya sudah penuh, Ayah menuangkan koin-koin itu ke meja dapur, menghitung jumlahnya sebelumnya membawanya ke bank. Membawa keping-keping koin itu ke bank selalu merupakan peristiwa besar. Koin-koin itu ditata rapi di dalam kotak kardus dan diletakkan di antara aku dan Ayah di truk tuanya. Setiap kali kami pergi ke bank, Ayah memandangku dengan penuh harap. “Karena koin-koin ini kau tidak perlu kerja di pabrik tekstil. Nasibmu akan lebih baik daripada nasibku. Kota tua dan pabrik tekstil disini takkan bisa menahanmu.” Setiap kali menyorongkan kotak kardus berisi koin itu ke kasir bank, Ayah selalu tersenyum bangga. “Ini uang kuliah putraku. Dia takkan bekerja di pabrik tekstil seumur hidup seperti aku.”
Pulang dari bank, kami selalu merayakan peristiwa itu dengan membeli es krim. Aku selalu memilih es krim cokelat. Ayah selalu memilih yang vanila. Setelah menerima kembalian dari penjual es krim, Ayah selalu menunjukkan beberapa keping koin kembalian itu kepadaku. “Sampai di rumah, kita isi botol itu lagi.”
Ayah selalu menyuruhku memasukkan koin-koin pertama ke dalam botol yang masih kosong. Ketika koin-koin itu jatuh bergemerincing nyaring, kami saling berpandangan sambil tersenyum. “Kau akan bisa kuliah berkat koin satu penny, nickle, dime, dan quarter,” katanya. “Kau pasti bisa kuliah. ayah jamin.”
Tahun demi tahun berlalu. Aku akhirnya memang berhasil kuliah dan lulus dari universitas dan mendapat pekerjaan di kota lain. Pernah, waktu mengunjungi orangtuaku, aku menelepon dari telepon di kamar tidur mereka. Kulihat botol acar itu tak ada lagi. Botol acar itu sudah menyelesaikan tugasnya dan sudah di pindahkan entah ke mana. Leherku serasa tercekat ketika mataku memandang lantai di samping lemari tempat botol acar itu biasa di letakkan.
Ayahku bukan orang yang banyak bicara, dia tidak pernah menceramahi aku tentang pentingnya tekad yang kuat, ketekunan, dan keyakinan. Bagiku, botol acar itu telah mengajarkan nilai-nilai itu dengan lebih nyata daripada kata-kata indah.
Setelah menikah, kuceritakan kepada Susan, istriku, betapa pentingnya peran botol acar yang tampaknya sepele itu dalam hidupku. Bagiku, botol acar itu melambangkan betapa besarnya cinta Ayah padaku. Dalam keadaan keuangan sesulit apa pun, setiap malam Ayah selalu mengisi botol acar itu dengan koin. Bahkan di musim panas ketika ayah diberhentikan dari pabrik tekstil dan Ibu terpaksa hanya menyajikan buncis kalengan selama berminggu-minggu, satu keping pun tak pernah di ambil dari botol acar itu. Sebaliknya, sambil memandangku dari seberang meja dan menyiram buncis itu dengan saus agar ada rasanya sedikit, Ayah semakin meneguhkan tekadnya untuk mencarikan jalan keluar bagiku. “Kalau kau sudah tamat kuliah,” katanya dengan mata berkilat-kilat, “kau tak perlu makan buncis kecuali jika kau memang mau.”
Liburan Natal pertama setelah lahirnya putri kami Jessica, kami habiskan di rumah orangtuaku. Setelah makan malam, Ayah dan Ibu duduk berdampingan di sofa, bergantian memandangku cucu pertama mereka. Jessica menangis lirih. Kemudian Susan mengambilnya dari pelukan Ayah. “Mungkin popoknya basah,” kata Susan, lalu di bawanya Jessica ke kamar tidur orangtuaku untuk di ganti popoknya.
Susan kembali ke ruang keluarga dengan mata berkaca-kaca. Dia meletakkan Jessica ke pangkuan Ayah, lalu menggandeng tanganku dan tanpa berkata apa-apa mengajakku ke kamar. “Lihat,” katanya lembut, matanya memandang lantai di samping lemari. Aku terkejut. Di lantai, seakan tidak pernah di singkirkan, berdiri botol acar yang sudah tua itu. Di dalamnya ada beberapa keping koin.
Aku mendekati botol itu, merogoh saku celanaku, dan mengeluarkan segenggam koin. Dengan perasaan haru, kumasukkan koin-koin itu kedalam botol. Aku mengangkat kepala dan melihat Ayah. Dia menggendong Jessica dan tanpa pikir panjang aku segera memeluk ayahku dan berterimakasih atas pengajaran dari Botol acarnya padaku. Aku tahu, Ayah juga merasakan keharuan yang sama. Kami tak kuasa berkata-kata.
Sahabatku,
Ayah/Papa kita juga adalah seorang manusia yang tidak sempurna namun saya yakin Ayah kita sangat mengasihi kita dan selalu menunjukkan kasihnya yang besar yang barangkali berbeda dengan seorang kasih seorang Ibu.
Saat ini Saya juga sebagai seorang Ayah terhadap 2 orang anak yang Tuhan telah titipkan dan dalam setiap aliran darah dan tarikan napas saya, saya senantiasa berusaha menunjukkan kasih yang besar dan tulus kepada mereka(Anak anak) dan berharap ketika mereka dewasa nanti mereka akan bangga mempunyai seorang ayah/papa seperti saya.
Mari kita menjadi anak yang mencintai Ayah kita dan mari menjadi Ayah yang sangat mencintai anak anak kita.
Tuhan memberkati.

Kamis, 24 Februari 2011

sup bayi...

http://gugling.com/sup-bayi-manusia-di-china-dan-proses-pembuatannya.html

Pantang Menyerah

Pantang Menyerah

Sebuah kisah teladan dari negeri China yang dikirimkan emailnya ke saya
Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.
Mengikuti kisahnya di televisi, membuat saya ingin menuliskan cerita ini untuk melihat semangatnya yang luar biasa. Bagi saya Zhang Da sangat istimewa dan luar biasa karena ia termasuk 10 orang yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar manusia. Atau lebih tepatnya ia adalah yang terbaik diantara 140 juta manusia. Tetapi jika kita melihat apa yang dilakukannya dimulai ketika ia berumur 10 tahun dan terus dia lakukan sampai sekarang (ia berumur 15 tahun), dan satu-satunya anak diantara 10 orang yang luarbiasa tersebut maka saya bisa katakan bahwa Zhang Da yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar penduduk China.
Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggung jawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.
ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.
Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua diakerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.
Zhang Da menyuntik sendiri papanya.
Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.
Aku Mau Mama Kembali.
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.
Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat kata belece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
Sahabatku,
Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan keluarnya…ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Allah tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya. Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan…. bangkitlah! Karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.
Untuk siapapun yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari ortu kuncinya satu memaafkan , sehingga kedamaian ada pada hidup kita , jaman dulu sudah biasa ortu bertindak seperti itu , banyak faktor, salah satunya kemiskinan dan pendidikan yg rendah. Moga-moga tulisan ini membawa kita semua , terutama yg mengalami hal-hal buruk, setelah membaca ini ada damai dalam hidup kita, Amin.
Ingatlah satu hal:
Orang yang tidak menyerah dalam keadaan adalah Orang yang paling dikagumi Tuhan dan dipastikan Orang itu akhirnya akan menerima Berkat yang berlimpah dari Tuhan!
Tuhan memberkati.

pantang menyerah

http://penamotifasi.wordpress.com/

Rabu, 23 Februari 2011

muri banni j'a

pa d'ara mad'd'a do ke hi
mejad'd'i miha ke ina tana
worawwu do tobo ro hedui
mili ei namada pa kab'a ranga

henge ne ana do naiki
tapulara j'ane ke ro ama
kale miha ke ne nga'a nginu
b'ule d'o dou do ta ruba d'ara

muri bannie j'a..era ma j'i
do ta hae ne ei namada au
era ma j'i do ta wie mengallu d'ara
era ma j'i do ta hore pe alle ne hedui au

DEO do era pa telora di
ad'o do ta j'ani di miha
pe ked'aka koko di hela'u la'u
tade d'ai di la d'ara Rae Deo
pe abu ri di nga ama tana...


(dimalam yg sepi
mama duduk sendiri
raut wajah mencerminkan duka
air mata mengalir di pipi

ingat anak yg masih kecil
tapi sudah di tiggalkan oleh papa
mencari makan seorang diri
tak ada yg bisa menolong

sanjungan ku...kami ada
untuk menghapus semua air mata mu
kami ada utk memberikan kebahagiaan
kami ada utk membuang semua susah mu

Tuhan Maha Pencipta ada ditengah kita
tidak akan tinggalkan kita sendirian
berpelukan kita ber sama2
sampai tiba dalam kerajaanNYA
bertemu kembali dengan papa sayang)

Minggu, 20 Februari 2011

timex

www.timorexpress.com

berita Timor Express

Sabtu, 19 Feb 2011, | 167
Anak NTT Bermusik Pukau Jakarta
JAKARTA,Timex--Anak muda NTT yang memiliki telenta sebagai seniman atau pemusik membuat mereka cukup eksis di tanah rantau Jakarta.

Atas dasar tekad untuk melestarikan seni-budaya NTT di tanah Jawa yang mereka diami kini, kaum muda bumi Flobamora yang tergabung dalam Forum Pemuda Kupang Jakarta (FPKJ) menggelar sebuah acara yang dikemas apik bertajuk "Ngejam Bareng Anak NTT Bermusik" atau ANB. Acara yang dihelat di Flora The Garden Cafe, Kompleks Cafe Hanggar Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (15/2) ternyata memukau warga Jakarta yang ikut menyaksikan kelebihan kaum muda NTT menyuguhkan telenta seni yang mereka miliki.

Beberapa seniman/musisi muda NTT seperti Kena Lango, Daddy Therikh, Nikki Hege, Nia Erni, Miha Balo, Hans Bartels, Ivan Nestorman, Roynaldo Sahadoen, Richad Sili, ILLO Djeer, Vian Dago, Koen, Yos Boleng, Djitron Pah, Lili Meco, Lia Edon, Jack Vendy, Hans Boleng dan Jever the Brocky tampil mempersembahkan kebolehannya di Cafe yang selalu dipadati warga Jakarta itu. Ikut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Kantor Penghubung NTT di Jakarta, Berto Lalo.
Berbagai lagu dan tarian khas NTT mewarnai pementasan yang dihelat sejak pukul 18.00 - 21.00 WIB itu.

Ketua Umum FPKJ, Yesaya Z. Mandala, kepada Timor Express usai acara mengatakan even ini digagas FPKJ, yakni sebuah Ormas yang didalamnya terhimpun kaum muda NTT.
Yesaya menjelaskan, even ini digelar dengan sebuah motivasi untuk menyatukan seniman NTT yang selama ini berkiprah sendiri-sendiri ke dalam suatu Komunitas seniman.

Selain itu, ikut serta menumbuhkembangkan, melestarikan budaya seni NTT serta berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan daerah NTT melalui memasyarakatkan lagu dan musik NTT secara Nasional dan Internasional. "Keberadaan ANB bentukan FPKJ ini dilandasi oleh kerinduan memiliki komunitas seniman NTT dimana telah memudarnya semangat kolektif seni budaya dan tradisi serta kualitas produksinya," jelas Yesaya.

Yesaya mengungkapkan, tampilan warna musik yang mereka suguhkan malam itu dipadukan antara warna musik tradisional dan modern. Yesaya menjelaskan, upaya untuk menampilkan ciri khas lagu dan musik tradisonal karena mereka ingin menampilkan sesuatu yang beda, misalnya ciri tradisional, isi lagu dan instrumentnya berkarakteristik khas yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat serta lebih terikat akan fungsional dalam sosial masyarakat yang mendukung sebuah kebudayaan. Sedangkan lagu dan musik modern karena adanya sentuhan teknologi yang dianggap lebih Beradab dan lebih Maju.

"Lagu dan musik merupakan suatu karya seni (budaya) yang mengekspresikan jiwa si pencipta dan lingkungannya. Namun dalam perkembangannya di masyarakat, terutama kaum muda, ekspresi ini mengalami proses pemiskinan, dan fenomena yang akan merebak adalah reduksi pengertian karya seni berupa lagu dan musik yang luas serta sophisticated ke dalam satu gaya yang sederhana dan trivial, yaitu lagu dan musik kurang bermutu.

Untuk itulah kami mencoba menampilkan ini dengan harapan kekayaan seni budaya NTT ke depan tidak pudar karena kaum mudanya lebih mencintai musik atau budaya modern. Bisa juga terjadi sosialisasi musik dan lagu yang bias pasar, dan industri musik yang menjurus pada pemiskinan suatu budaya seni," papar Yesaya.

Atas dasar ini, demikian Yesaya, ANB hadir pada momentum yang tepat. "Manakala eksklusifisme begitu kental saat ini, ANB diharapkan dapat menjadi Perekat sehingga klaster-klaster eksklusif dapat berubah dan berkembang menjadi collective power (Kekuatan bersama), terutama untuk membangun SDM kita di bidang seni," urai Yesaya.

Diakhir komentarnya, Yesaya berharap momentum ini dapat menjadi sebuah wadah yang bermanfaat, dan ANB bentukan FPKJ harus mampu memanage komunitas ini dengan managemen yang baik/profesional. "ANB harus mampu memproduksi karya seni berkarakter jelas dan berklas, sehingga kita tidak lagi menjadi masyarakat seni yang miskin karya dan inovasi sekaligus dapat diandalkan menjadi kekuatan kolektif seniman NTT masa datang," pungkasnya.

Terpisah, Kepala Kantor Penghubung NTT di Jakarta, Berto Lalo mengaku mengapresiasi langkah yang dibuat FPKJ, dan dia berharap ke depan momen seperti ini terus digelar sehingga kaum muda NTT yang berada ditanah rantau seperti di Jakarta tidak terus disibukkan dengan rutinitasnya, namun ada wadah berkumpul untuk berkreasi dan berinovasi, dan tentunya ikut memberi sumbangsih dalam upaya memajukan NTT tercinta. (aln/fmc)

Anak NTT Bermusik

Ngejam Bareng Anak NTT Bermusik “Luar Biasa” !

RoteOnlineNews- Jakarta, Acara Ngejam Bareng Anak NTT Bermusik – ANB, yang dilaksanakan pada 15 Februari Pukul 15:00 – 21:00 WIB di Jakarta itu Sukses dengan hadirnya Para Pemusik NTT papan atas, Acara perdana grup Anak NTT Bermusik ini merupakan kali pertamanya kolaborasi antara Pemusik NTT dimana terdapat musisi-musisi yang terkenal yang  ikut serta  berpartisipasi dalam acara ini antara lain, IVAN NESTORMAN, ROY SAHADOEN, RICHARD SILI, PACE BLA’ANG, KOTJE BARTELS, HANS BARTELS, NIKKI HEGE, ILLO DJEER, VIAN DAGO, JACK VENDY, KOEN (MATAHARI REGGAE BAND), YOS BOLENG, HANS BOLENG, ALFRED MANEHAT, DADDY THERIK, WILLAS LITTIK, HEPPI RIBERU, PETER BADEODA, DEVIT DE MILLU, KENNA LANGO, BOY CLEMENS, DJITRON PAH, LILI MEKO, VONNY SUMLANG, NIA ERNI BALO, AIDA PEREIRA BELO….dan masih banyak musisi lainnya.
Para Musisi ini mengadakan nge-jam bareng dan berkolaborasi untuk membawakan lagu-lagu NTT juga menunjukkan kebolehan mereka dalam bermusik, Sungguh Mempesona. Acara ini juga dihadiri oleh ratusan penonton dan pendengar diseluruh Pelosok Dunia tentunya para penikmat musik dan mereka yang ingin melihat aksi mereka Live Streaming Via Skype.
Acara kumpul-kumpulnya anak-anak NTT ini  dimotori oleh Hans Bartels, dengan formasi Hans Bartels (vocal), Illo Djeer (guitar), Richard Sili (bass), Vian Dago (keyboard), Hans Boleng (keyboard), Daddy Therik (keyboard)
Pendukung acara “Nge-jam Bareng Anak NTT Bermusik”, Selasa, 15 Februari 2011, di Flora Kafe itu oleh para musisi dan penyanyi, MC, panitia, simpatisan yang membantu kelancaran jalannya acara tentunya, fashion show crews, broadcasting team, para donatur dan para tamu yang semua hadir di acara dan juga yang mengikuti acara ini melalui “live streaming” . Semua apresiasi, kontribusi dan semangat ANB telah menjadikan acara ini menjadi nyata dan luar biasa, meskipun masih merupakan langkah kecil untuk menggapai mimpi yang besar. Dengan segala kelebihan dan kekurangan, ANB mengharapkan masukan dari sahabat ANB sehingga untuk next event yang sudah ada dalam rencana ANB kedepannya dapat terlaksana lebih baik lagi. “Sungguh luar biasa, event semalam, membuktikan bahwa kita semua satu, tanpa memandang siapa saya, siapa dia dan siapa mereka” Kata Boy Clemens, ketika di Konfirmasi Via Skype kepada Tim RoteOnlineNews
… Viva ANB.. Viva NTT… God bless us all…

Minggu, 06 Februari 2011

Rindu Memburu

by Nia Erni Miha Balo on Sunday, February 6, 2011 at 9:53pm
RINDU MEMBURU

oleh Pinondang Situmeang


Pesawat dengan santun mengudara
Peluk, cium masih hangat terasa
Terbayang kedua tangan melambai ria
Selama terbang diangkasa biru


Menuju kampung di Rai Hawu

Bayu petang berbisik dari bibir pantai
Tempat termanis penuh memori
Meninggalkan jejak dua kaki di pasir putih
Karena dia menggendongku erat
Menempelkan hati lekat dibalik punggung
Peluk tangan menusuk tulang rusuk



Air sejuk menyelinap diantara pembungkus aura
Gelak tertawa bersama nona nona desa
Bukan ke kolam yang banyak mata
Tetapi berkecipak disungai cerling bening
Sebening hati mencintainya



Upacara ramai berdandan tenun tradisi
Tatapan mata, senyum tak perduli
Ditengah warna warni hati terasa sunyi
Lelah, sulit mata terpejam tanpa belaiannya
Dari celah jendela kutatap wajahnya di rona bulan
Suara tawanya di BB memelukku lelap



Semakin usia semakin ingin bermanja
Walau percaya bebas kemana suka
Tetapi berpisah sehari terasa rindu sewindu
Ingin selalu berada dekat disisinya

Api cinta tetap membara hingga akhir masa


Rai Hawu, 24 Januari 2011

di tulis untuk Nia Erni Miha Balo...
krn sangat merindukan suami tercinta ketika di Sabu...